Sejarah Forsisma

Forum OSIS Setingkat SMA se-Kota Makassar (FORSISMA) pertama kali terbentuk atas inisiatif perwakilan pengurus OSIS dari lima sekolah, yaitu:

  1. SMAN 6 Makassar
  2. SMAN 5 Makassar
  3. SMAN 17 Makassar
  4. SMAN 15 Makassar
  5. SMKN 5 Makassar
  1. Pada tahun 2008, perwakilan dari kelima sekolah ini mengadakan pertemuan dan diskusi mengenai permasalahan OSIS yang saat itu mereka alami bersama. Salah satu persoalan utama adalah pelarangan program kerja tahunan OSIS berupa acara penamatan kelas (prom night) oleh Pemerintah Kota Makassar melalui Dinas Pendidikan. (Sebagai informasi, pada tahun 2008, seluruh kebijakan pendidikan di tingkat SMA/sederajat masih berada di bawah kewenangan Pemerintah Kota, berbeda dengan saat ini yang berada di bawah Pemerintah Provinsi.)
  2. Acara penamatan kelas saat itu merupakan salah satu program besar OSIS yang dikelola sepenuhnya oleh pengurus OSIS. Namun, program ini dilarang karena dalam pelaksanaannya membutuhkan kontribusi dana dari siswa, sedangkan saat itu Pemerintah Kota sedang menerapkan program pendidikan gratis. Kontribusi dana tersebut dianggap sebagai bentuk pungutan liar. Di sisi lain, sekolah juga tidak dapat mendanai acara tersebut karena tidak termasuk dalam komponen pembiayaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Padahal, kegiatan ini merupakan salah satu acara yang paling ditunggu-tunggu setiap tahunnya, dan setiap kepengurusan OSIS memiliki ide-ide kreatif yang ingin dipersembahkan kepada kakak kelas yang akan lulus.
  3. Situasi inilah yang mendorong para pengurus OSIS dari lima sekolah tersebut untuk berinisiatif membentuk forum komunikasi bersama guna menyuarakan keresahan mereka. Mereka sepakat membentuk tim kecil untuk menggalang dukungan dari OSIS SMA/sederajat lainnya di Kota Makassar dan menyusun aspirasi yang akan disampaikan langsung kepada Wali Kota Makassar.
  4. Pada tanggal 13 Juni 2008, bertepatan dengan pertemuan MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) di Ruang Pola Balai Kota, para perwakilan pengurus OSIS dari berbagai sekolah berkumpul dan memohon kesempatan untuk menyampaikan aspirasi mereka. Pertemuan ini juga disaksikan oleh para kepala sekolah yang hadir. Pada saat itu, Wali Kota Makassar dijabat oleh Bapak Ilham Arief Sirajuddin. Beliau memberikan apresiasi atas keberanian dan kepedulian para pengurus OSIS, serta berjanji akan mencari solusi terbaik atas permasalahan tersebut.
  5. Pada momentum itulah nama FORSISMA (Forum OSIS Setingkat SMA se-Kota Makassar) dideklarasikan sebagai wadah komunikasi dan kolaborasi antarpengurus OSIS. Walikota juga menunjuk Ketua MKKS, Bapak Herman Hading (Kepala Sekolah SMAN 1 Makassar kala itu), sebagai pembina FORSISMA, didampingi oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar.
  6. Langkah awal yang dilakukan FORSISMA pascadeklarasi adalah menyusun aturan dasar organisasi berupa AD/ART (Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga). Penyusunan dilakukan di kediaman Kak Rais Reskiawan dari SMAN 17 Makassar (Angkatan Deklarator). Desain logo FORSISMA dibuat oleh Kak Firman dari SMKN 5 Makassar. Sementara perumusan AD/ART dilakukan oleh Kak Tari dan Kak Iin (SMAN 5 Makassar), Kak Chaerunnisa (SMAN 15 Makassar), Kak Neneng dan Kak Andi Chaerul (SMAN 6 Makassar), Kak Ikhsan (SMAN 10 Makassar), Kak Andi Reza (SMAN 17 Makassar), serta Kak Adrian (SMKN 5 Makassar).
  7. Program kerja pertama FORSISMA adalah kegiatan “Bina Akrab” yang dilaksanakan pada tanggal 13–14 September 2008 di Pondok Mace, Tanjung Bayang. Dalam kegiatan tersebut, terbentuklah angkatan pertama FORSISMA dengan susunan kepengurusan sebagai berikut:
  1. Ketua Umum: Kak Rusman (SMAN 4 Makassar)
  2. Ketua I: Kak Hidayat (SMKN 5 Makassar)
  3. Ketua II: Kak Harisetiawan (SMAN 15 Makassar)

Tiga pimpinan organisasi tersebut sesuai dengan 3 sudut mahkota yang ada dalam logo forsisma.

  • Sejarah FORSISMA terus berlanjut hingga tahun 2010. Namun, sempat mengalami kevakuman pada tahun 2011–2012. Pada tahun 2013, FORSISMA bangkit kembali berkat inisiatif Kak Said (SMAN 6 Makassar) yang menggandeng Kak Fatur (SMAN 4 Makassar), Kak Imad (SMA Unismuh Makassar), Kak Rahmat (SMKN 5 Makassar), dan Kak Jefan (SMTI Makassar). Mereka sempat melakukan mediasi dengan Dinas Pendidikan, namun tidak membuahkan kesepakatan.
  • Pada tahun 2013, FORSISMA menyatakan diri sebagai organisasi yang berdikari dengan tagline “One Step United Us”. Kakanda Hidayat Mubin kemudian ditunjuk sebagai pembina FORSISMA dan mendampingi dan mengawal proses pengembangan Forsisma hingga saat ini. Pada tahun 2014, terbentuklah angkatan selanjutnya yang melahirkan tokoh-tokoh di antaranya, Kak Adri (SMAN Nasional), Kak Anggi (SMKN 5 Makassar), dan Kak Ais (SMKN 8 Makassar), serta lainnya.
  • Forsisma juga sudah memiliki badan hukum No.akta:AHL/-550 AH 02.01/FORSISMA/MAKASSAR, dan sekretariatnya sementara beralamat di Jalan Pongtiku No. 210 yang merupakan alamat tempat tinggal dari Kakanda Hidayat Mubin yang dikenal dengan Dawa-Dawa Ceria, ditempat tersebut menjadi titik kumpul para pengurus untuk saling berkoordinasi dan berdikusi.
  • Saat ini Forsisma memasuki usia ke -17 Tahun, dimana Tujuh belas tahun bukanlah waktu yang singkat. Sejak berdiri, FORSISMA telah menjadi wadah kolaborasi, belajar, dan bertumbuh bagi generasi muda pelajar Makassar. Di sinilah karakter kepemimpinan ditempa, ide-ide besar dilahirkan, dan semangat kebersamaan terus dijaga.Ulang tahun ke-17 ini bukan hanya tentang merayakan perjalanan, tetapi juga menjadi momen refleksi: Sudah sejauh mana kontribusi kita bagi sekolah, masyarakat, dan bangsa? Adakah hal yang lebih baik, yang bisa kita lakukan  untuk masa depan Indonesia?
  • Dalam menghadapi tantangan abad ke-21—era globalisasi, digitalisasi, dan perubahan cepat—generasi muda tidak boleh hanya menjadi penonton. Kita harus menjadi pelaku perubahan, pembawa harapan, dan penggerak kemajuan. Melalui FORSISMA, mari kita perkuat kolaborasi antar-sekolah, tingkatkan kapasitas kepemimpinan OSIS, dan hadirkan kegiatan-kegiatan yang berdampak nyata—bagi pendidikan, lingkungan, kehidupan sosial, dan tentunya pembangunan karakter bangsa.
  • Masih banyak tokoh-tokoh penting dalam sejarah FORSISMA yang belum disebutkan dalam tulisan ini. Namun, hingga saat ini FORSISMA terus berupaya untuk menjadi wadah pembinaan OSIS setingkat SMA se-Kota Makassar secara independen, tanpa intervensi politik atau kepentingan institusi tertentu. Kami adalah organisasi yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. FORSISMA bukan forum anarkis, hedonis, atau materialistis, melainkan organisasi yang berkomitmen menumbuhkan akhlak, keterampilan berpikir, dan karakter kepemimpinan di kalangan pengurus OSIS SMA/sederajat di wilayah Kota Makassar.

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *